You are currently browsing the tag archive for the ‘pertengkarang suami istri’ tag.

 

 Adakah Suami Istri Ideal ? Adakah ruamh tangga ibarat syurga ? rumah tangga yang penuh damai ?

Terkadang Allah menakdirkan rumah tangga seorang Muslim penuh dengan cekcok, layaknya seorang muslim memahami realita ini dengan mencari solusi dan menghindari was-was setan. Terkadang seorang suami sok idealis sehingga ingin punya rumah tangga yang aman damai dan tanpa pertengkaran (cekcok). Sebagai Ummahatul Mukminin Aisyah wanita terbaik pernah tergelincir tentu saja pernah menggertak Rasulullah? Hingga turun Al-Qur’an surat At Tahrim : 4 . Bahkan Hafsoh istri nabi saja berani menjawab Ayahnya sendiri. Saat Umar bertanya apa Hafsoh berani melawan Rasulullah? Umar berkata rugi rugi kamu! Betapa dia membela Rasulullah dan tidak membela anaknya sendiri . Tidak memberi angin surga kepada anak, agar patuh kepada sang Suami sebagai nomor 1 diatas ayah si istri sendiri. Bahkan dimasa Rasulullah seorang ibu yg sakit tidak dkunjungi anak perempuannya (dijamin surga) akibat perintah suaminya utk tidak kelaur rumah saat dia pergi jihad hingga mayat si ibu tidak oernah ditatapnya.
Apa kita akan berharap kaum wanita ideal (muluk-muluk) wanita yang damai? Tenang? Rumah tangga yang tanpa pertengkaran? Rumah tangga ga selalu bagus sesuai do’a kita namun jangan putus asa. Ingin cari Istri/suami baru lagi?
Nilai jengkel lebih plus plus karena dijengkeli istri sendiri dirumah syurga seorang suami setelah sekalian bekerja capek dll. Terlebih lagi kondisi saling tatap muka dalam kejengkelan menjadikan pertengkaran suami istri sangat fatal.
Pertengkaran rumah tangga berat, kejengkelan demi kejengkelan memuncak. Istri yang baru mengenal laki-laki satu2nya adalah si suami belum mengetahui keburukan suami.

 

Rumah dan keluarga adalah kebahagiaan bagi seorang suami pemimpin keluarga, ditengah kerasnya seorang suami mencari nafkah. Terkadang dia pulang kerumah merindukan kebahagiaan hingga dia menjumpai hal-hal tidak bahagia yang memacu ketidaksukaan dan bahkan amarah. Bagi pemimpin keluarga muslim adalah sadar bahwa ini adalah tipu daya setan, buhul-buhul simpul setan yang dirangkai sedemikian rupa untuk menghantarkan kepada perceraian dan permusuhan. Terkadang Allah menimpakan ujian kepada keluarga Muslim demi hikmah yang tidak kita ketahui, maka wajar adanya kita memahami realita dan sadar pertengkaran pasti akan ada dan sangat tidak mungkin kehidupan rumah tangga itu akan damai akibat didalam 1 atap terdapat 2 otak manusia yang berpikir. Hingga kesalahpahaman biasa terjadi. Rumah tangga para sahabat dan Rasulullah juga rumah tangga manusia biasa diliputi dengan ketegangan dan kebahagiaan

 

Berikut pertengkaran suami-istri yang pernah terjadi di masa Rasulullah dan para Sahabat

1. Kemarahan Abu Bakar akibat prinsip beliau syiar Islam dalam memuliakan tamu dilanggar anak dan istri nya, hal ini dipicu akibat para tamu Abu Bakar menolak makan sebelum sang empu rumah tiba dan makan bersama (Abu Bakar). Sampai si Abu Bakar Radhyiallahuanhu bersumpah dan menghujat kepada anak dan istrinya akibat salah satu syiar Islam dilanggar namun beliau segera sadar akan tipu daya setan dibalik amarahnya dan beliau segera kembali bertaubat. Dikarenakan amarah ini amarah karena Allah dan persaudaraan, maka salah satu karomah Abu Bakar makanan yang dihidangkan saat itu menjadi 3 kali lipat oleh Allah subhanahuwata’ala yang mana saat itu  para tamu pulang dengan perut kenyang.

وسلم قال مرة‏:‏ ‏ ‏من كان عنده طعام اثنين، فليذهب بثالث، ومن كان عنده طعام أربعة، فليذهب بخامس بسادس‏‏ أو كما قال‏:‏ وأن أبا بكر رضي الله عنه جاء بثلاثة، وانطلق النبي صلى الله عليه وسلم بعشرة، وأن أبا بكر تعشى عند النبي صلى الله عليه وسلم ثم لبث حتى صلى العشاء، ثم رجع، فجاء بعد ما مضى من الليل ما شاء الله‏.‏ قالت له امرأته‏:‏ ما حبسك عن أضيافك‏؟‏ قال‏:‏ أو ما عشيتهم‏؟‏ قالت‏:‏ أبوا حتى تجيء وقد عرضوا عليهم قال‏:‏ فذهبت أنا، فاختبأت، فقال‏:‏ يا غُنثر، فجدع وسب، وقال‏:‏ كلوا لا هنيئًا، والله لا أطعمه أبدًا، قال‏:‏ وايم الله ما كنا نأخذ من لقمة إلا ربا من أسفلها أكثر منها حتى شبعوا، وصارت أكثر مما كانت قبل ذلك، فنظر إليها أبو بكر فقال لامرأته‏:‏ يا أخت بني فراس ما هذا‏؟‏ قالت‏:‏ لا وقرة عيني لهي الآن أكثر منها قبل ذلك بثلاث مرات‏!‏ فأكل منها أبو بكر وقال‏:‏ إنما كان ذلك من الشيطان، يعني يمينه‏.‏ ثم أكل منها لقمة، ثم حملها إلى النبي صلى الله عليه وسلم فأصبحت عنده، وكان بيننا وبين قوم عهد، فمضى الأجل، فتفرقنا اثني عشر رجلا، مع كل رجل منهم أناس، الله أعلم كم مع كل رجل، فأكلوا منها أجمعون

Dari Abu Muhammad Abdurrahman bin Abu Bakr Ash-Shidiq berkata: sesungguhnya ahli Shuffah adalah kaum yang fakir. Suatu saat Nabi saw bersabda: Siapa yang memiliki makanan untuk dua orang hendaknya membawa orang yang ketiga, dan siapa yang memiliki makanan untuk empat orang hendaknya membawa orang kelima atau keenam.-demikian kurang lebih sabda beliau-

Berkata Abdurrahman selanjutnya: Dan Abu Bakr (ketika itu)  membawa tiga orang sementara nabi membawa sepuluh orang dan Abu Bakr makan malam bersama rasulullah saw kemudian tetap tinggal hingga shalat ‘Isa, dan kembali setelah berlalu malam sesuai yang Allah kehendaki. Istri Abu Bakr bertanya: Apa yang menahanmu pulang untuk bersama tamu-tamumu?, Abu Bakar berkata: Bukankah kalian sudah makan malam? Istrinya menjawab: Mereka menolak makan sampai engkau datang, padahal makanan sudah dihidangkan. Berkata Abdurrahman, Akupun pergi dan bersembunyi. Berkata Ayahku (Abu Bakr): Wahai orang Dungu ! Abu Bakr mencela dan memaki. Kemudian berkata kepada tamu-tamu: Makanlah kalian dengan nikmat ! Berkata Abdurrahman: demi Allah tidaklah kami  mengambil sesuap hidangan kecuali muncul dari bawah makanan lebih banyak dari sesuap yang diambil, hingga semua kenyang sementara hidangan lebih banyak dari sebelumnya. Abu Bakar pun melihat hidangan. Lalu berkata kepada istrinya: wahai saudara perempuan Bani Firas Apa ini? Berkata Istri Abu Bakr: Demi Penyejuk Mataku (yakni Demi Allah) sungguh makanan ini tiga kali lipat lebih banyak. Maka makanlah Abu Bakr, (padahal sebelumnya telah bersumpah untuk tidak makan –pen), kemudian berkata: Sesungguhnya hal itu dari Syaiton, yakni sumpahnya. Lalu Abu Bakar memakannya satu suapan dan dibawanya kepada Nabi saw, hingga hidangan itu pada pagi harinya di sisi Nabi saw,  Berkata Abdurrahman: Sebelumnya kami memiliki janji dengan sebuah kaum. Maka tibalah waktu perjanjian. Kamipun berpencar menjadi dua belas orang masing-masingnya bersama serombongan–Allah yang maha tahu berapa orang bersama mereka- semua makan dari hidangan Abu Bakr dan semua kenyang.

2. Rasulullah meninggalkan istri-istri beliau karena marah selama 1 bulan. Hal ini dipicu oleh beberapa hal :

– Sebelumnya para istri mendiamkan Rasulullah selama 1 hari 1 malam

– Itu adalah saat hijrah dimana saat di Mekah para suami-suami dari kaum Quraisy memiliki derajat tinggi, berbeda dengan urf (budaya) di Madinah.

– Saling kecemburuan antara istri Rasulullah yaitu Aisyah dan Hafsoh. Disebabkan masalah keduniawian

Bahkan sikap manusiawi ditunjukan Aisyah dengan menggertak Rasulullah yang saat itu tiba-tiba pulang kerumah dengan kalimat datanglah hingga genap 1 bulan (30 hari) dan dibalas Rasulullah bahwa dalam 1 bulan ada juga yang 29 hari.

Hingga turunlah wahyu QS At-Tahrim Ayat 4

 

إِنْ تَتُوبَا إِلَى اللَّهِ فَقَدْ صَغَتْ قُلُوبُكُمَا ۖ وَإِنْ تَظَاهَرَا عَلَيْهِ فَإِنَّ اللَّهَ هُوَ مَوْلَاهُ وَجِبْرِيلُ وَصَالِحُ الْمُؤْمِنِينَ ۖ وَالْمَلَائِكَةُ بَعْدَ ذَٰلِكَ ظَهِيرٌ


Jika kamu berdua bertaubat kepada Allah, maka sesungguhnya hati kamu berdua telah condong (untuk menerima kebaikan); dan jika kamu berdua bantu-membantu menyusahkan Nabi, maka sesungguhnya Allah adalah Pelindungnya dan (begitu pula) Jibril dan orang-orang mukmin yang baik; dan selain dari itu malaikat-malaikat adalah penolongnya pula.

 

3. Hari dimana Rasulullah menjuluki anak menantunya Ali dengan julukan kesayangan yaitu sebagai Abu Thurob (tanah) akibat tidur berguling ditanah saat amarahnya kepada Fatimah (anaknya Rasulullah) sedang memuncak.

 

Suatu hari Ali tertidur di Masjid, namun pakaiannya terlepas sehingga badannya penuh dengan tanah, kemudian dibangunkan oleh Nabi SAW sambil berkata “Bangunlah hai Abu Turob” sejak itulah Ali dipanggil dengan Abu Turob (tuan tanah), dan iapun sangat suka dengan panggilan itu.

Faedah lain diantaranya adalah manhaj wanita sangat lemah dan mudah terpengaruh dengan teman duduknya. Bila teman duduk si istri baik maka jadilah baik, bila teman duduk si istri buruk maka semakin runyam kondisi keluarga. Adakah kondisi rumah tangga yang ideal itu ?